GUNADARMA

Kamis, 22 Desember 2011

PENALARAN DEDUKTIF


   Bahasan pertama kita adalah penalaran deduktif yang kadang disebut logika deduktif, penalaran ini membangun atau mengevaluasi argumen secara deduktif. Dimana, argumen ini dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.


Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Deduksi ialah proses pemikiran yang berpijak pada pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus.
Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme, yaitu proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi)
Hukum-hukum Silogisme
Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term:
1. Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
2. Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
3. Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
4. Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.



Corak berpikir deduktif: silogisme kategorial, silogisme hipotetis, silogisme alternative atau entimen.Dalam penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan
Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis.
Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus.
Contoh :
•Semua manusia pasti mati (premis mayor)
• Albert adalah manusia (premis minor)
• Albert pasti mati (kesimpulan)
Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu::
1. Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
2. Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
3. Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
4. Entimen. = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh argumen deduktif:

Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung.

Untuk memudahkan anda mengidentifikasi maupun mengenali perbedaan antara penalaran induktif maupun deduktif, anda dapat lihat dibawah ini :

Penalaran Deduktif
- Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
- Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.

Penalaran Induktif
- Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
- Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.

Demikian pembahasan saya mengenai penalaran deduktif dan induktif dalam logika, semoga dapat menjadi bacaan bermanfaat untuk anda.

Rabu, 09 November 2011

Santai Berpakaian Adalah Kebebasan

Obrolan dengan seorang teman lewat linimasa mengingatkanku pada zaman kuliah.
Saat itu, sebagian dosen suka sinis padaku gara-gara berpakaianku. Ada yang suka nyentil-nyentil tapi ada pula yang sampai ngomong sangat jelas, “Kalau mau ikut kelas saya, tolong jangan pakai sandal ya.”
Aku paling sebal sama dosen semacam ini. Bagi mereka, mahasiswa itu harus rapi dengan kemeja, celana kain, dan sepatu. Maka, mahasiswa semacam aku dengan celana jins, kaos oblong, dan sandal gunung tak layak masuk kelasnya. Memuakkan!
Sebagian dosen ada yang saklek. Kaku. Dia benar-benar melarang mahasiswa bersandal ikut kuliahnya. Namun, sebagian dosen juga amat terbuka. Membiarkan saja mahasiswa tampil sesukanya selama masih dalam tahap wajar.
Tapi, obrolan dengan teman itu juga kembali mengingatkan, betapa dunia kampus yang seharusnya dinamis dan terbuka itu juga masih terkungkung pada pikiran sempit tentang cara orang berpakaian.
Ada sebagian fakultas yang mengharuskan mahasiswanya berpakaian benar-benar rapi jali. Tak boleh ada kaos oblong, celana jeans, dan sandal jepit. Mahasiswa harus berpakaian rapi dengan kemeja, celana kain, dan sepatu. Khusus cewek tak boleh pakai celana. Harus rok.
Alamak! Bagiku ini hal amat aneh. Mahasiswa itu tak lagi anak-anak, serupa TK, SD, atau SMA. Kalau zaman anak-anak ini sih boleh saja pakai seragam meski aku juga kurang setuju. Cuma, ini sudah mahasiswa, sudah pada biasa berpikir berbeda. Masak sih urusan pakaian juga mesti harus diatur-atur.
Tak hanya di kampus. Di banyak tempat dan pikiran orang lain pun begitu. Seolah-olah yang berpakaian rapi jali itu lebih baik atau bahkan lebih terhormat dibandingkan dengan mereka yang berpakaian santai.
Padahal jelas keliru. Bagiku, mereka yang bekerja dalam seragam menunjukkan keseragaman cara berpikirnya. Lihatlah PNS, tentara, anggota DPR. Tak ada pilihan lain bagi mereka selain ikut dan tunduk pada aturan.
Sebaliknya, bagi para pekerja dunia kreatif di mana pikiran serasa tanpa batas, maka pakaian santai ini justru mendukung kreativitas mereka. Setidaknya itu bagiku. Bawaannya malah tak nyaman dan tak percaya diri kalau pakai baju rapi jali.
Jadi, berikanlah kebebasan pada siapa saja, termasuk mahasiswa, untuk berpakaian sesuai keinginan mereka. Daripada tidak berpakaian sama sekali bukan? :)

Tradisi Toraja yang Masih Terjaga

Setiap perjalanan adalah waktu untuk belajar tentang tempat tujuan.
Begitu pula dengan perjalanan ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan pekan lalu. Sembari liputan tentang kopi spesial ala Toraja, aku juga sekalian belajar tentang budaya dan tradisi Toraja. Selama ini informasi tentang Toraja lebih sering aku baca di majalah wisata, terutama Garuda Inflight Magazine.
Kali ini tak hanya baca. Aku bisa melihat dan berbincang langsung dengan orang-orangnya. Dan, memang lebih mudah belajar dan menguatkan ingatan lewat pembicaraan. Maka, ada beberapa hal tentang Toraja yang meski mungkin sudah pernah aku baca tapi kemudian aku baru benar-benar ngeh setelah datang dan berbincang sendiri dengan mereka.
Ada beberapa hal unik tentang tradisi dan budaya Toraja yang kemudian aku baru tahu, yaitu rumah tinggal, penguburan, dan sistem sosial.
Tongkonan
Hal paling identik dengan Toraja tentu rumah adat, biasa disebut Tongkonan. Rumah dengan atap menjulang serupa perahu atau tanduk kerbau ini, seperti umumnya rumah di Sulawesi Selatan, berupa rumah panggung.
Bentuk atap yang melengkung seperti kurva ini ternyata punya makna sendiri. Eveready Lolo, orang Toraja sekaligus teman selama di sana, bercerita bentuk itu untuk mengenang leluhur mereka dari Indochina. “Nenek moyang kami memang dari daratan Indochina,” kata Fready, panggilan akrabnya.
Aku cari informasi di internet tentang asal-usul orang Toraja sebagai keturunan Indochina ini. Tak ada satu pun yang aku temukan.
Namun, aku lihat-lihat, karakter wajah orang Toraja yang aku temui ini memang rada mirip dengan orang-orang China. Wajah agak mungil dengan mata sedikit sipit. Menurut Fready, asal usul orang Toraja sebagai orang dari Indochina ini dibenarkan hasil penelitian.
Meski demikian, sebagian orang Toraja yakin bahwa nenek moyang berasal dari langit. Ya, ini mitos lokal yang sepertinya juga ada di setiap tempat. Dan, ada benda fisik sebagai lambang proses turunnya leluhur orang Toraja ini. Lokasinya di perbatasan antara Enrekang dan Tana Toraja. Di sini ada batu yang dipercaya sebagai tempat turunnya leluhur orang Toraja.
Batu ini menjadi bagian dari mitologi tentang nenek moyang Toraja.
Balik ke Tongkonan. Dalam satu keluarga besar, rumah adat ini akan dilengkapi alang, istilah lokal untuk lumbung padi. Bentuknya sama persis dengan tongkonan namun ukurannya lebih kecil.
Satu tongkonan dilengkapi antara 4-6 alang ini. Posisi alang-alang ini berhadapan dengan tongkonan. Alang ini akan jadi tempat bagi pemimpin adat saat ada upacara kematian atau ritual lainnya. Biaya pembuatannya kira-kira Rp 40 juta hingga Rp 50 juta.
Penguburan
Kematian, bagi sebagian orang, memang serupa pesta perayaan. Bukannya ditangisi, upacara kematian justru jadi pesta besar dengan biaya super mahal. Ngaben di Bali, penguburan di Sumba, dan di banyak tempat lainnya membuktikan itu. Begitu pula di Toraja.
Orang yang sudah meninggal tak akan langsung dikubur tapi disimpan dulu di tongkonan. Lamanya bisa sampai puluhan tahun. Menurut Ditha Tandipali, warga Dusun Garuga, Desa Sesean Matalio mayat ini diawetkan dengan berbagai ramuan tradisional, seperti cuka, teh, sabun mandi, dan semacamnya.
Dengan demikian, mayat tersebut tidak akan berbau busuk meskipun disimpan di salah satu kamar di rumah.
Lamanya penguburan ini selain menunggu datangnya keluarga besar, seperi anak, saudara, atau keponakan juga karena besarnya biaya yang digunakan. Biaya penguburan ini mencapai puluhan atau bahkan ratusan juta. Malah, ada pula yang sampai semilyar.
Mahalnya biaya upacara ini karena keperluan upacara memang banyak. Salah satunya adalah kerbau yang dipersembahkan. Ada jenis kerbau tertentu yang harganya super mahal. Fready menceritakan, semakin banyak belangnya seekora kerbau, maka dia akan semakin mahal. Bisa sampai ratusan juta per ekor!
Karena itu, menurut tradisi Toraja, kerbau berperan amat penting. Karena ini, kerbau ada di mana-mana. Sejak baru masuk Toraja, Rantepao, hingga menyusuri pedalamannya, aku tak pernah menemui sapi sama sekali. Hanya kerbau di mana-mana selain babi hitam sekali-kali di jalan.
Penguburan ini dilakukan pada batu bernama liang. Ada ceruk atau goa buatan di batu besar ini. Biaya pembuatannya bisa sampai Rp 50an juta untuk ukuran 2 x 3 meter. Selain batu, saat ini juga sudah ada yang membuat liang dari beton. Katanya lebih praktis dan murah.
Liang ini akan terkumpul pada satu keluarga besar. Jadi, dalam satu liang ini pasti hanya dari satu klan atau keturunan. Orang dari keluarga lain tak boleh.
Kasta
Hal lain yang baru aku tahu dari Toraja adalah tentang masih hidupnya sistem kasta. Semula aku pikir peringkat kedudukan dalam adat ini hanya ada di Bali. Ternyata, di Toraja juga ada.
Kasta ini terbagi empat tingkat. Sebagian sih ada juga lima meskipun makin jarang. Dari paling tinggi ke paling rendah, empat kasta tersebut adalah Tanak Bulan, Tanak Basi, Tanak Karurung, dan Tanak Kokoa.
Empat kasta ini berlaku hanya pada saat upacara adat. Kasta tertinggi yang harus memimpin upacara. Tempatnya juga terhormat. Namun, dalam hidup sehari-hari, kata Dittha, sudah tak berlaku.
“Dalam pergaulan sehari-hari sih siapa yang lebih kaya dia yang lebih dihormati, bukan yang berkasta tinggi,” kata Fready. Ya, kalau soal ini sah tak hanya di Toraja tapi juga di Bali, Jawa, dan penjuru dunia lainnya. Uang yang sekarang jadi simbol kehormatan baru. :)

Rabu, 19 Oktober 2011

Teh Minuman Kesehatan




Teh merupakan tanaman daerah tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan Camellia Sinensis. Dari kurang lebih 3000 jenis teh hasil perkawinan silang, didapatkan 3 macam teh hasil proses, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Cara pengolahan teh yaitu dengan merajang daun teh dan dijemur di bawah sinar matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberi cita rasa teh hitam yang khas.
Teh hijau, jenis teh tertua, amat disukai terutama oleh masyarakat Jepang dan Cina. Di sini daun teh mengalami sedikit proses pengolahan, hanya pemanasan dan pengeringan sehingga warna hijau daun dapat dipertahankan. Sedangkan teh oolong lebih merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh hijau. Ketiga jenis teh masing-masing memiliki khasiat kesehatan karena mengandung ikatan biokimia yang disebut polyfenol, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada di dalam sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.
Subklas polifenol meliputi flavonol, flavon, flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan. Turunan dari katekin seperti epi-cathecin (EC), epigallo-cathecin (EGC), epigallo-cathecin gallate (EGCg), dan quercetin umumnya ditemukan di dalam teh. EGCg dan quercetin merupakan anti oksidan kuat dengan kekuatan hingga 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E dan C yang juga merupakan antioksidan potensial. Antioksidan diketahui mampu menghindarkan sel dari kerusakan mengingat setiap kerusakan sel akan menyumbang lebih dari 50 penyakit.
Teh hijau mengandung EGCg, demikian juga teh hitam, demikian dikatakan seorang ahli biokimia. Dalam sebuah studi yang dilakukan peneliti Belanda menyebutkan, mengkonsumsi 4-5 cangkir teh hitam setiap hari akan menurunkan resiko stroke hingga 70% dibanding dengan mereka yang mengkonsumsi teh 2 cangkir sehari atau kurang. Laporan lainnya menyebutkan lebih banyak mengkonsumsi teh hitam berhubungan dengan rendahnya kasus serangan jantung. John Folts, Direktur Sekolah Medis, Pusat Penelitian dan Pencegahan Arteri Trombosis, Universitas Wisconsin, AS menemukan kunci khasiat dalam teh yaitu flavonoid. Hasil penelitiannya menunjukkan, flavonoid dalam teh hitam mampu menghambat penggumpalan sel-sel platelet darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah pada penyakit hantung koroner dan stroke. Studi lain menyebutkan bahwa peminum teh fanatik memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah yang rendah, meskipun masih belum jelas apakah semuanya itu langsung disebabkan karena teh.
Para peneliti di Universitas Case Western Reserve, Cleveland, AS menemukan pengaruh penggunaan teh hijau pada kulit hingga 90 %. Ternyata teh sangat efektif melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat mengakibatkan kanker kulit. Teh juga diketahui mengandung fluoride yang dapat menguatkan email gigi dan membantu mencegah kerusakan gigi. Dalam suatu studi laboratorium di Jepang, para ahli menemukan bahwa teh membantu mencegah pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi.
Penelitian di Jepang menunjukkan, daerah penghasil teh yang pendudukanya terkenal sebagai peminum teh fanatik, sangat rendah angka kematiannya yang disebabkan oleh kanker. Hasil studi lainnya, dilakukan kerjasama antara tim peneliti Oguni dan pusat penelitian kanker di Beijing untuk mempelajari pengaruh ekstrak teh hijau pada tikus yang telah diberi ransum makanan karsinogenik (zat pemicu kanker). Dilaporkan, angka rata-rata kanker pada tikus yang memperoleh ekstrak teh hijau setengah dari tikus yang tidak memperoleh ekstrak teh hijau.
Para peneliti yakin bahwa polifenol yang dikenal sebagai cathecin yang terdapat pada teh hijau, membantu tubuh manusia melawan sel kanker. Studi lainnya dilakukan oleh Oguni dan Dr. Masami Yamada dari Hamamatsu Medical Center menemukan cathecin membunuh Helicobator pylori, bakteri pemicu kanker lambung.
 

Penalaran Induktif


Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Untuk minggu ini saya akan mencoba membahas tentang penalaran Induktif.

Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi dan hubungan kausal.

Jenis-jenis penalaran induktif antara lain :

1.Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

Contohnya :
• Chelsea Olivia adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
• Nia Ramadhani adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.

Generalisasi:
Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.


Macam-macam generalisasi :
Generalisasi sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk

Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.

Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.

Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3.Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

2. Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.

Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
Meramalkan kesaman
Menyingkapkan kekeliruan
klasifikasi

Contoh analogi :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

3. Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

Macam hubungan kausal :
a. Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
b. Akibat – Sebab.
Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
c. Akibat – Akibat.
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.


Contoh Kausal :
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.